Di Duga Ada Kelalaian Dari Pengelolaan, Wisata BJ Kembali Telan Korban - Faktapagi.com

Jumat, April 28, 2023

Di Duga Ada Kelalaian Dari Pengelolaan, Wisata BJ Kembali Telan Korban


Lokasi Objek Wisata Batu Jato, Desa Pantok kecamatan Nanga Taman.

SEKADAU-FAKTAPAGI.COM. Wisata Batu Jato di desa Pantok kecamatan Nanga Taman kembali menelan korban.Kali ini korban adalah Daniel Ega mahasiswa asal Jambi yang kuliah di Pontianak pada hari Selasa tanggal 25 April 2023.

Wisata tersebut kendalikan oleh panitia dibawah pengawasan Badan Usaha Milik Desa(Bumdes) desa Pantok yang diketuai oleh Suryadi, ketika awak media ini ingin menemui ketua Bumdes Suryadi beliau tidak berada di tempat akhirnya awak media ini menemui Anto kepala desa Pantok.

Menurut Kades, untuk memasuki wilayah wisata Batu Jato (BJ) pengunjung harus membayar tiket masuk sebesar Rp.5.000 perorang.

"Untuk tiket masuk panitia memungut biaya 5 ribu perorang," kata Anto menjawab awak media ini, Kamis (27/04/2023) di Pantok 

Ditanya apa saja sarana yang dimiliki oleh panitia terkait untuk keamanan pengunjung ia mengatakan,untuk pasukan pengamanan pihaknya sudah menyiapkan sekitar 30 orang masyarakat maupun Limnas sebanyak 8 orang. Dengan 20 unit Handy Talki (HT).Sedangkan untuk sarana lain seperti Helm khusus di sungai, Tali pengamanan di tepi sungai dan baju Pelampung semua tidak ada. Bahkan pengeras suara sebagai saran peringatan kepada pengunjung saja tidak ada, karena harganya mahal.

"Sarana lain tidak ada, hanya ada HT dan ban mobil itupun hanya ada beberapa hanya untuk disewakan, selain itu memang tidak ada sarana pengamanan untuk keselamatan pengunjung lainya," kata Kades.

Kepada korban lanjut di lagi, pihak Bumdes ada memberikan uang duka, namun berapa jumlah uang duka tersebut tidak disebutkan oleh kepala desa.

Korban saat hanyut di lokasi wisata BJ (Ist)

Sementara itu kepala bidang Pariwisata  Dinas Pariwisata, Budaya, Pemuda dan Olahraga Lena mengatakan, bahwa syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh lingkungan Objek Wisata adalah adanya petugas  dari tim Kesehatan, keamanan dan tim pengawas area Objek Wisata,media informasi serta prosedur penyelamatan diri dari bencana, berupa papan informasi atau dalam bentuk selebaran yang diedarkan.

"Selain itu adanya ketersediaan kotak P3K," ucap Lena.

Dikatakan dia lagi, adanya ketersediaan alat penunjang, seperti Megaphone atau Toa,pengeras suara atau dalam bentuk Soundsystem, Sirine atau Alarm, serta Alarm Debit Air khusus untuk wisata Tirta.

Dikatakan dia lagi, harus ada tali pembatas antar area sedang, atau area yang dalam dan rawan jika itu adalah untuk wisata Tirta. Lalu sambung Lena, khusus untuk wisata Tirta adanya Pelampung, serta ketersediaan areal titik kumpul dan jalur evakuasi beserta petunjuk arah.

"Media dan mekanisme komunikasi penanganan kondisi darurat Handy talkie (HT) pos penjagaan atau pos informasi, menara pandang atau menara pengawas," terangnya.(tar).

Bagikan artikel ini

Tambahkan Komentar Anda
Disqus comments