Jefray Raja Tugam (JRT) |
SEKADAU-FAKTAPAGI.COM. Berbagai upaya yang dilakukan oleh pemerintah daerah untuk menurunkan angka Stunting di kabupaten Sekadau mendapat dukungan penuh dari para anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) kabupaten Sekadau, dukungan tersebut tentu bermacam-macam yakni support agar persentase angka kasus Stunting cepat turun, sesuai dengan target Pemerintah Pusat yakni 14 persen.
"Kita menyarankan agar Tim yang sudah di tunjuk baik itu tingkat kecamatan dan desa bekerja serius agar kasus Stunting di Sekadau bisa di turunkan,"kata Jefray Raja Tugam anggota DPRD kabupaten Sekadau,Rabu (07/06/2023) di Sekadau.
Menurut Jefray, Stunting adalah sebuah kasus gagal tumbuh bagi anak-anak, sehingga jika ini terus di biarkan maka dampaknya sangat fatal yakni, muncul generasi bangsa yang kurang cerdas, artinya generasi muda kita akan mengalami stagnan. Dampak ini sangat ngeri bagi kelangsungan regenerasi bangsa, generasi kita akan kalah bersaing dengan anak bangsa lainnya, dengan begitu nanti bangsa kita akan dikuasai oleh bangsa lain.
" Inilah salah satu dampak Stunting jika kita tidak bertindak cepat," kata Jefray.
Bahkan lanjut dia, anak-anak yang terkena kasus Stunting akan menjadi beban negara, dimana anak tersebut tidak bisa berpikir baik dan bekerja dengan baik, ini juga salah satu dampak dari Stunting.
Bupati Sekadau Aron,SH meminta agar Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) kabupaten Sekadau menjadwalkan kembali kunjungan ke sekolah untuk memberikan tablet tambah darah kepada remaja putri. Hal ini penting dilakukan demi pencegahan Stunting.
"Kita harus membuat jadwal untuk turun langsung ke sekolah, membagikan tablet tambah darah kepada remaja putri," kata Aron.
Namun, kata dia yang lebih penting ketika ingin melaksanakan sesuatu kita harus mengerti dulu apa itu Stunting, apakah semua pihak yang masuk dalam tim sudah paham apa itu Stunting.Jika semuanya sudah paham tingal kita arahkan saja, indikator penyebab serta acara mengatasi Stunting,dengan begitu maka akan sangat mudah bagi mereka untuk melakukan di lapangan.
"Tahun ini kita harus konsen secara bersamaan, agar penurunan Stunting bisa sesuai target nasional yakni harus turun 14 persen tahun depan," kata Aron.
Selain itu kita harus merubah paradigma yang salah dilakukan oleh ibu-ibu rumah tangga,yang mana mereka hanya memberikan sarapan kepada anak-anak saat hendak pergi ke sekolah pagi hanya memberikan Indomie dan Nasi. Bagaimana mana bisa sehat dan cerdas setiap pagi sarapan hanya mengandung karbohidrat semata.
Kalau paradigma ini terus saja di biarkan bagaimana generasi muda kita bisa cerdas dan pintar.
Padahal kedepan, kita harus menghadapi persaingan dunia yang begitu ketat.Jika paradigma itu tidak segera kita ubah maka mustahil gencar kita mampu dan cerdas.
Selain itu lanjut dia, harus dijadwalkan kembali untuk melakukan 8 aksi penurunan Stunting, jangan sampai kegiatan yang dilakukan salah sasaran.
Misalnya, dipastikan bahwa di rumah tersebut betul-betul terdapat ibu hamil dan Balita.
"Penanganan Stunting harus tepat sasaran, agar apapun yang kita lakukan tepat dan cepat, maka hasilnya akan kelihatan," ingatnya.(tar).