Berfoto bersama usai kegiatan misa syukur penerimaan siswa baru sekolah Seminari St.Gabriel Sekadau, Sabtu (06/07/2024) di Aula Bulutangkis Seminari. |
Dalam sambutannya saat menghadiri misa orang nomor di Bumi Lawang Kuari tersebut mengatakan, sebagai calon siswa Seminari memang harus dilatih disiplin dan mandiri ketika hidup di asrama. "Hidup di asrama supaya kita bisa ditempatkan agar hidup disiplin dan mandiri, itulah tujuannya," kata Aron sambil menceritakan pengalaman dirinya.
Hidup di asrama lanjut dia bercerita, ada pengalaman yang mengesankan, sangat berbeda dengan siswa yang tingal di rumah orang tuanya, di asrama kita di tuntut disiplin dan mandiri dengan belajar hidup prihatin.Disana kita dilatih secara baik mengunakan waktu, untuk belajar untuk berdoa, bermain serta kegiatan lain, semuanya diatur dengan baik. Sehingga para pastor yang sudah belajar hidup prihatin di asrama mentalnya sudah kuat, mereka rata-rata disiplin dan menghargai waktu.
Menurut dia, sebetulnya tinggal di asrama itu lebih baik, jika saat ini kita sedang menghadapi tantangan era globalisasi, sebab di asrama anak-anak pasti dilatih dengan baik apapun kegiatan tetap di kontrol oleh mentor, sehingga ketika mereka keluar mereka pasti bisa bersaing dengan baik, dalam pelajaran maupun dalam menghargai waktu.
Hidup ini kata dia, perlu ada tantangan karena keberhasilan tidak mungkin datan sendirinya, jika tidak ada tantangan yang dihadapi, agar itu bisa kita hadapi kuncinya adalah belajar, karena tidak keberhasilan yang datang dengan sendirinya tanpa belajar.
"Hanya dengan belajar orang bisa berhasil," pesan Aron.
Selain belajar dan punya ilmu, yang tak kalah pentingnya adalah disiplin, sebab sejatinya disiplin adalah kunci kesuksesan, saat ini kita lagi bersaing dengan antar pulau saja, tapi secara Nasional kita harus siap bersaing dengan segala kemajuan teknologi saat ini. "Tidak ada lagi prioritas putra Daerah, tidak ada prioritas suku, semua bersaing dengan kemampuan intelektual yang kita miliki," katanya. Kepada adek -adek seminaris ia berpesan supaya belajarlah dengan baik, jangan main handphone, jangan merokok, dan minum- minuman keras karena semua itu akan merusak masa depan.
Sebab sekolah di Seminari adalah Lembaga pendidikan bagi calon imam Katolik atau Pastor. Di asrama Seminari para siswanya dididik dan dilatih untuk menjadi calon imam Katolik. Meskipun pada akhirnya pilihan diserahkan sepenuhnya kepada individu masing-masing, apakah ingin melanjutkan menjadi imam atau tidak.
"Tapi lembaga ini secara konsisten adalah untuk mendidik para calon imam," kata Aron.
Untuk diketahui di Seminari menengah St.Gabriel Sekadau jumlah peserta didik yang sudah memasuki tahun ke dua ada 14 siswa, dan ada 24 orang peserta didik baru. Jadi jumlah siswa seminari menengah St.Gabriel Sekadau ada 38 siswa yang berasal dari berbagai desa di kabupaten Sekadau.
Hadir pada kegiatan misa tersebut kadis LH kabupaten Sekadau Apeng Petrus, kadis Sosial Martinus Ridi dan sejumlah tamu undangan lainnya.(tar).