Paling kiri Muhamdi, tengah Haji Abang Djeremi, paling kanan Saepulah saat penyelesaian permohonan maaf beberapa waktu lalu. (Istimewa) |
Jika dipublikasikan di medsos untuk apa saya harus membuat surat permintaan maaf, padahal surat maaf tersebut hanya untuk pihak-pihak terkait seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI) atau lintas agama jika ada yang keberatan, tidak untuk di konsumsi umum apalagi sampai di publikasikan di medsos. "Itu yang saya tidak terima, karena menyangkut privasi saya dan keluarga," katanya.
Sementara itu ditempat yang berbeda Saepulah salah seorang tokoh agama dusun Koman kepada media ini mengatakan, bahwa dirinya ikut serta bersama pak Haji mendatangi rumah kediaman Muhamdi ketua MUI kecamatan Nanga Taman, waktu itu yang ada di situ hanya kami berempat
yakni saya sendiri, Haji Abang Djeremi, Bil Clinton Penyuluh pengajian kantor KUA kecamatan Nanga Taman, dan Pak Muhamdi sendiri.
"Tidak ada orang lain, dan surat tersebut ditulis tangan oleh pak Haji," kata Saepulah.
Sementara itu ketua MUI kecamatan Nanga Taman Muhamdi ketika di konfirmasi terkait adanya surat pernyataan maaf dari Haji Abang Djeremi di Publikasi di Facebook atas nama Ruslan Abdul Gani.
"Saya juga menyayangkan kejadian tersebut seharusnya surat tersebut hanya untuk internet saja, bukan untuk di publikasikan di medsos," katanya.
Dirinya hanya mengirimkan surat tersebut kepada para pengurus MUI saja, serta kelompok pengajian, namun ia tidak menyebutkan kelompok pangajian mana.
"Kalau soal terpublikasi ke medsos saya tidak tau oleh siapa, silahkan cari tau sendiri, karena sesuai video yang ada ketika itu juga, setelah pak Haji buat surat penyataan maaf masalah itu sudah selesai," tegasnya.(tar)