Foto Ilustrasi |
Menurut dia, jika melakukan tuntutan sebaiknya jangan dengan cara seperti itu, akibatnya tentu berdampak pada kehidupan orang lain, contoh seperti kami yang menopang hidup sebagai karyawan saja, jika kami tidak dapat kerja kami mau makan apa, karena kami dibayar berdasarkan hari masuk kerja. Akibat dari tindakan yang membabi buta seperti itu dampaknya cukup luas bagi kelangsungan hidup orang banyak, belum lagi ada warga yang lalu lalang di jalan itu untuk melakukan aktivitas di lahan Sawit milik pribadi juga terkendala.
"Kita minta aparat segera mencari solusi terkait dengan aksi Pemagaran tersebut, jangan sampai terjadi konflik horisontal, kita sesama masyarakat yang ribut," katanya.
Karena jika sudah menyangkut urusan ekonomi, siapapun tidak bisa tahan, kalau seandainya kejadian ini bisa berbulan-bulan kami mau kerja dimana dan makan apa?. Karena yang dipagar jalan yang setiap hari di lewati. jika ada masalah dengan pihak perusahaan sebaiknya urusannya jangan main pagar jalan, sebab jalan itu yang bangun perusahaan untuk kepentingan bersama. Karena akses jalan tentu untuk kebutuhan masyarakat demi peningkatan ekonomi.
"Jika ada urusan dengan perusahaan sebaiknya jangan pagar jalan, karena dengan cara begitu orang lain terkena dampaknya," ucapnya.
Sekali lagi kami meminta kepada pihak terkait untuk segera menyelesaikan masalah ini, supaya masyarakat merasa nyaman seperti biasa.
Tidak dapat di pungkiri lanjut dia, selama ini ketika adanya perusahaan beroperasi di wilayah Tekam, kami merasa nyaman, karena ekonomi sudah enak pekerjaan tetap sudah ada.
Tapi kalau terjadi seperti ini lagi akibat ulah beberapa oknum yang tidak bertanggungjawab kami tidak kerja, artinya kehidupan ekonomi keluarga kami terancam.
"Maka dari itu kami minta pihak terkait tolong segera di cari solusi, supaya kami bisa kerja lagi," ucapnya.(tar)