![]() |
Yusran |
PINRANG-FAKTAPAGI.COM.Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Pinrang, Yusran, menyoroti Musyawarah Daerah (Musda) KNPI yang digelar oleh Bohari. Ia menegaskan bahwa Bohari adalah kandidat yang kalah dalam Musda penyatuan yang telah dilaksanakan pada November tahun 2024. Oleh karena itu, menurutnya, langkah Bohari untuk kembali menggelar Musda justru merusak persatuan KNPI yang telah diperjuangkan oleh OKP melalui Rapimda.
Musda KNPI sudah selesai November kemarin dan itu disepakati oleh dua kepengurusan sebelumnya. Bahkan, prosesnya telah sesuai dengan mekanisme yang diatur dalam Rapimda yang diikuti oleh seluruh OKP di bawah naungan KNPI.
"Lalu, mengapa sekarang ada yang mencoba membuat Musda baru? Ini jelas upaya memecah belah yang tidak bertanggung jawab," tegas Yusran Sabtu (08/03/2025) kepada faktapagi.com melalui pesan WhatsApp.
Lebih lanjut, ia mengatakan, bahwa Musda KNPI yang sah telah menggunakan anggaran resmi dari pemerintah, sehingga kepengurusan yang lahir dari Musda tersebut adalah kepengurusan yang diakui secara legal. "Kalau yang sekarang jelas itu Musda abal-abal. Yang sah adalah Musda penyatuan kemarin yang memang didukung oleh pemerintah dan telah melalui mekanisme yang benar," ujarnya.
Yusran juga mempertanyakan niat di balik Musda yang digelar oleh pihak yang kalah pada Musda sebelumnya,ia menganggap Musda tersebut sebagai Musda tandingan tidak sah. Masa orang kalah malah memecah belah KNPI yang susah payah disatukan oleh Rapimda?. " "Sikap seperti itu justru menunjukkan bahwa ada kepentingan pribadi atau kelompok tertentu yang ingin merusak soliditas pemuda Pinrang," tambahnya.
PMII Pinrang menegaskan bahwa KNPI adalah wadah pemersatu pemuda, bukan tempat untuk kepentingan pribadi. Yusran pun mengajak seluruh OKP di Pinrang untuk tetap berpegang pada hasil Musda penyatuan yang telah dilaksanakan dan menolak segala bentuk upaya yang hanya akan memperkeruh keadaan. "Sudah saatnya pemuda bersatu untuk membangun daerah, bukan justru terjebak dalam konflik yang tidak bermanfaat," tutupnya(Sopyan/editor Sutarjo)